kelebihan dan kekurangan supply chain management

TugasOperations And Supply Chain Management (OSCM) - Part 1 Pilihlah sebuah produk (barang atau jasa) dalam bisnis atau institusi sebagai tempat anda berkarir, kemudian: sehingga mengurangi resiko kelebihan atau kekurangan gizi. Dimana dewasa ini orang lebih peduli dengan kesehatannya, lebih baik mencegah dari pada mengobati. 4. SeminarNasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017 ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050 E- SUPPLY CHAIN MANAJEMEN DAN KEUNGGULAN BERSAING Vivi Lusiana*1, Ilyas Masudin2, Fien Zulfikarijah3 1Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang ,2,3Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person: Vivi Lusiana e Apatujuan supply chain management adalah dan manfaat supply chain management. Tujuan strategis dari supply chain management yg perlu diketahui dari tujuan dan manfaat supply chain management Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem Pendukung Keputusan. Aksioma AHP. Prinsip Kerja Metode AHP. Tahapan-Tahapan dalam SupplyChain Management (SCM) adalah suatu ilmu manajemen yang mempelajari tentang jaringan distribusi barang dari pemasok (pemesanan bahan baku), proses produksi hingga akhirnya dikirim ke customer atau pelanggan. Supply chain management sering disebut sebagai manajemen rantai pasok. Dalam proses manajemen rantai pasok ini, banyak Dalamhal ini kelebihan persediaan dapat mengakibatkan biaya penyimpanan dan modal yang tertanam dalam bentuk persediaan tersebut bertambah besar, sedangkan kekurangan persediaan menyebabkan perusahaan kehabisan barang. Dengan menggunakan metode Supply Chain Management (SCM), CV. Kata kunci : Implementasi, Supply Chain Management, Php MySql Vay Tien Nhanh Ggads. Supply chain management SCM adalah fondasi yang mendukung pemenuhan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh bisnis manufaktur, ritel, dan grosir. Untuk mengelola rantai pasok secara optimal, perusahaan perlu melakukan manajemen rantai pasok dengan baik. Rantai pasokan dalam setiap bisnis bisa saja berbeda, versi paling dasarnya yakni mencakup perusahaan, pemasoknya, dan pelanggan perusahaan tersebut. Namun, untuk perusahaan yang lebih besar, maka cakupannya juga jadi semakin luas. Perusahaan besar tentu sering mengalami masalah pada bagian supply chain. Hal itu menjadi salah satu tantangan perusahaan untuk mempercepat pengembangan bisnisnya. Software Supply Chain Management dapat mengotomatiskan manajemen rantai pasok. Hal itu yang tentu dapat mempercepat pengembangan perusahaan dengan menyelesaikan masalah pada rantai pasok secara otomatis. Anda juga dapat memperkirakan rincian harga software Supply Chain Management dengan mengunduh skema perhitungan harga disini. Baca juga 7 Contoh Sistem ERP Terbaik di Tahun 2022 Daftar Isi Apa Itu Supply Chain Management? Tujuan Supply Chain Management Prinsip Supply Chain Management Proses-Proses dalam Supply Chain Management Perencanaan Pembelian atau Pengadaan Produksi Pengelolaan Gudang Pengiriman Pesanan Pengembalian Pesanan Perbedaan SCM dengan Logistik Mengoptimalkan Supply Chain Management SCM dengan Solusi Otomatis Kesimpulan Apa Itu Supply Chain Management? Supply chain management adalah rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menjalankan arus produk. Ini meliputi proses perolehan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi produk ke konsumen akhir, dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya. Software SCM yang baik akan mendapatkan segala visibilitas dan berbagai analisis yang lengkap untuk membantu Anda dalam mengelola produk dan material secara akurat dan didesain untuk mengikuti perubahan pasar yang cepat. Menurut Investopedia, SCM adalah usaha yang luas dan kompleks yang bergantung pada setiap mitra – dari pemasok hingga produsen dan seterusnya – supaya dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari manajemen rantai suplai adalah memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar. Untuk mencapainya, butuh berbagai upaya, baik strategi bisnis dan perangkat lunak khusus. Tujuan Supply Chain Management Tujuan utama SCM adalah mengelola, dan mengkoordinasi supply & demand secara efektif. Dengan demikian, masalah-masalah yang mungkin timbul di proses SCM bisa tertangani dengan efektif dan efisien. Berikut masalah-masalah yang biasa muncul Pengadaan barang dan pengelolaan supplier Manajemen hubungan dengan pelanggan atau klien Menentukan level outsourcing Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut, bisnis Anda bisa lebih unggul dalam persaingan pasar yang makin kompetitif akhir-akhir ini. Maka dari itu, perusahaan harus menghasilkan produk-produk yang berkualitas, murah, memiliki berbagai varian yang menarik, dan diproduksi tepat pada waktunya. Sekarang, Anda dapat mengetahui besar pengeluaran yang harus Anda siapkan untuk mendapatkan Software SCM terlengkap di Indonesia melalui skema perhitungan harganya. Fungsi Supply Chain Management SCM memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu perusahaan untuk mengelola produk dan material secara akurat. Fungsi utama dari SCM adalah untuk mengonversi bahan baku menjadi sebuah produk jadi yang dapat dijual kepada konsumen akhir. Pada umumnya, Fungsi utama dari supply chain management ini berhubungan dengan berbagai biaya fisik seperti biaya material, biaya penyimpanan, biaya khusus produksi, biaya untuk transportasi, dan lain sebagainya. Selanjutnya, fungsi Supply chain management adalah sebagai perantara antara pasar dan rantai pasok. Dalam hal ini, SCM bertujuan untuk memastikan bahwa rantai pasok yang berada di pasar telah terdistribusi dengan baik. Fungsi supply chain management yang terakhir adalah pengendalian dan pemberian instruksi agar sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan. Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat mengikuti perkembangan pasar dengan mendengar aspirasi konsumen terkait produk supply chain yang tersedia di pasar. Selain memudahkan manajemen perusahaan, Anda juga perlu mengetahui manfaat lain SCM bagi perusahaan. Supply chain management mampu memudahkan perusahaan dalam memecahkan masalah pada rantai pasok sehingga distribusi barang dapat terjadi secara efektif dan efisien. Selain itu, SCM dapat memudahkan alur proses produksi dan distribusi barang menjadi lebih efektif dan efisien. Baca juga 5 Cara Optimalkan Supply Chain Bisnis Kebun Sawit di Daerah Anda Prinsip Supply Chain Management Prinsip manajemen rantai pasok adalah sinkronisasi dan koordinasi kegiatan dengan arus barang atau jasa, baik di dalam maupun antar organisasi. Aliran produk dalam perusahaan manufaktur sangat kompleks dan memerlukan koordinasi semua pihak untuk mengelola desain produk, produksi, pemasaran, akuntansi, dan bagian-bagian lain yang menunjang, bukan hanya aliran produk secara fisik. Untuk menjalankan rangkaian Supply Chain Management, terdapat tujuh prinsip yang harus kita ketahui mengenai supply chain management. Yang mana prinsip-prinsip tersebut tersusun atas Mengadaptasi jaringan logistik ke konsumen yang berbeda. Membagi konsumen berdasarkan segmentasi sesuai kebutuhannya. Mengamati sinyal pasar dan menggunakan hasil pengamatan tersebut sebagai dasar perencanaan permintaan untuk hasil perkiraan yang konsisten serta alokasi dana yang optimal. Mengelola pemasok secara strategis untuk mengurangi biaya kepemilikan material dan layanan. Mendiferensiasikan produk dan layanan yang lebih dekat dengan konsumen, serta mempercepat transformasi di sepanjang rantai pasokan. Memanfaatkan strategi teknologi di seluruh rantai pasokan yang mendukung pengambilan keputusan hierarkis dan memberikan gambaran yang jelas tentang produk, layanan, dan aliran informasi. Mengaplikasikan pengukuran kinerja pada seluruh rantai pasokan untuk meningkatkan layanan kepada konsumen akhir. Lengkapi Form Berikut Ini dan Dapatkan Demo Software HashMicro GRATIS! Strategi Supply Chain Management Untuk membangun SCM yang baik, terdapat dua strategi yang bisa Anda terapkan. Pertama, Anda dapat membangun hubungan yang baik dengan pemasok. Dengan begitu, Anda dapat mewujudkan kesuksesan rantai pasokan karena loyalitas pelanggan sudah ada dalam genggaman Anda. Selain itu, perusahaan juga harus mempunyai standar kualitas yang baik dengan membatasi jumlah pemasok di mana hanya pemasok yang memiliki keunggulan saja yang bisa di ajak bekerja sama. Strategi yang terakhir adalah perusahaan harus dapat meningkatkan respon pelanggan. Dengan mendapatkan feedback, perusahaan dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan dari produk ataupun layanannya. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan layanan pelanggan. Salah satunya dengan meningkatkan frekuensi pengiriman produk yang lebih cepat di mana pelanggan akan puas dengan ketepatan waktu tersebut. Karena bagaimana pun juga kepuasan pelanggan adalah prioritas yang utama. Baca juga Permudah Kelola Rantai Pasok Timah dengan Software Supply Chain Management Proses-Proses dalam Supply Chain Management Supply Chain Management melibatkan begitu banyak proses, mulai dari persiapan produksi hingga pemenuhan kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran dan fungsi dari setiap proses di dalamnya. 1. Perencanaan Ada beberapa aktivitas yang terlibat dalam tahap perencanaan, mulai dari prakiraan permintaan konsumen, perencanaan pembelian, dan perencanaan produksi, hingga persiapan tenaga kerja dan transportasi. Prakiraan permintaan konsumen demand forecasting dilakukan agar penjual dapat mengetahui jenis dan jumlah produk yang harus dipersiapkan selama kurun waktu tertentu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa proses produksi barang dan penjualannya sudah sesuai dengan permintaan konsumen. Dalam melakukan prakiraan, penjual harus melihat laporan penjualan dan inventaris, serta memerhatikan tren pasar. Untuk melakukan prediksi permintaan secara otomatis, penjual sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan Sistem Manajemen Inventaris yang cocok untuk bisnisnya. Sistem ini menyediakan laporan inventaris yang akurat dan alat forecasting yang memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan hasil prediksi hanya dalam hitungan detik. 2. Pembelian atau pengadaan Setelah mengetahui jenis dan jumlah barang yang harus dibeli melalui demand forecasting, kini saatnya untuk memperoleh barang tersebut. Procurement atau pengadaan adalah perolehan barang dengan harga terbaik, dalam jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Proses pengadaan biasanya melibatkan beberapa tahap, yakni pengajuan pembelian, penilaian pengajuan, persetujuan pembelian, dan pemesanan ke pemasok. Admin bertanggung jawab untuk memeriksa dan mencatat apa saja yang harus ia beli dan kemudian mengajukannya kepada manajer pembelian. Pengadaan akan menjadi lebih mudah dan sederhana dengan bantuan sistem manajemen pembelian. Dengan perangkat lunak ini, departemen pembelian dapat membuat permintaan penawaran, purchase order, persetujuan pembelian, dan kontrak payung secara instan. Procurement Software yang baik bahkan menyediakan supplier portal untuk mempercepat proses pemesanan ke pemasok. 3. Produksi Proses produksi merupakan proses mengolah seluruh bahan baku menjadi produk jadi. Proses ini biasanya tidak hanya melibatkan tenaga kerja manusia tetapi juga mesin. Pemberhentian dalam proses produksi dapat menyebabkan penundaan pengiriman pesanan dan tentunya menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Oleh karena itu, downtime harus dihilangkan dengan memastikan produktivitas tenaga kerja, mesin, dan peralatan. 4. Pengelolaan gudang Setelah produksi barang selesai, maka barang tersebut harus masuk ke dalam gudang penyimpanan. Pengelolaan gudang terdiri dari proses memasukkan inbound dan mengeluarkan outbound barang, pengambilan dan pengepakan, cross-docking, dan stock opname. Setiap barang yang masuk dan keluar harus tercatat. Stock opname juga harus dilakukan secara berkala agar tidak ada perbedaan antara jumlah fisik barang yang sebenarnya dan jumlah barang yang tercatat dalam pembukuan. Warehouse system ini lebih populer di kalangan bisnis berskala kecil dan menengah. 5. Pengiriman pesanan Setelah pengambilan dan pengemasan barang pesanan dari gudang, maka langkah selanjutnya adalah mengirimnya ke pelanggan. Kurir dan transportasi harus sudah siap sebelumnya agar barang dapat segera dikirim. Untuk memastikan agar pesanan sampai ke tangan pelanggan secara tepat waktu, penjual sebaiknya memiliki alat untuk melacak kurirnya. Dengan Sistem SCM terbaik, Anda dapat melacak keberadaan kurir melalui smartphone. Sistem ini juga memungkinkan kurir untuk mengonfirmasi ketika pesanan sudah sampai di pelanggan. 6. Pengembalian pesanan Pengembalian pesanan biasanya terjadi ketika konsumen mengajukan pengembalian karena terdapat kerusakan, kekeliruan, atau keterlambatan. Proses ini melibatkan beberapa aktivitas seperti pemeriksaan kondisi produk, otorisasi pengembalian, penggantian produk, dan penjadwalan pengiriman, pengembalian uang. Perbedaan SCM dengan Logistik Istilah supply chain management dan logistik sering membingungkan atau digunakan secara bergantian, namun sebenarnya keduanya berbeda. Logistik adalah komponen dari manajemen rantai pasokan. Ia berfokus pada pemindahan produk atau material dengan cara yang paling efisien sehingga tiba di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Sebaliknya, SCM melibatkan serangkaian kegiatan yang lebih luas, mulai dari mencari sumber bahan baku, memperoleh barang dan bahan baku dengan harga terbaik, dan mengoordinasikan upaya visibilitas di seluruh jaringan rantai pasokan. Contoh Supply Chain Management Untuk mempermudah Anda sebaga pelaku usaha dalam penerapan supply management system dalam perusahaan, berikut merupakan dua contoh SCM. SCM dalam perusahaan jasa Pada suatu perusahaan seperti perusahaan yang memberikan jasa layanan kesehatan, seperti halnya rumah sakit, sudah pasti produk yang diberikan merupakan tindakan, fasilitas rawat inap, obat-obatan dan bahan makanan dapur rumah sakit. Komponen perencanaan ini dapat berupa keputusan yang akan perusahaan ambil terkait dengan rencana penyediaan dari layanan tersebut. Dengan SCM, hal ini akan berguna untuk berbagai pelayanan dari rumah sakit tersebut. Hal tersebut di antaranya adalah penyediaan layanan secara langsung di lokasi rumah sakit dengan menggunakan metode online, source and inventroy pun berperan apabila dalam pencarian pemasok obat yang kredibel dan yang teakhir adalah dalam penyediaan ambulans sebagai komponen transportasi. SCM dalam perusahaan barang Dalam perusahaan barang, SCM memiliki peranan yang cukup besar di dalamnya. Hal ini di karenakan SCM berkaitan erat dengan penyediaan barang. Contohnya adalah pada perusahaan bahan baku makanan. Tim yang mengurus rantai pasok harus dapat merencanakan bagaimana model bahan baku, varian, pengemasan hingga lokasi untuk pendistribusian dalam bahan baku makanan tersebut. Mengoptimalkan Supply Chain Management SCM dengan Solusi Otomatis Tidak dapat dipungkiri bahwa supply chain management bisa menjadi rangkaian kegiatan yang sangat kompleks. Semakin besar bisnis Anda maka semakin kompleks pula rantai pasokan Anda. Untungnya, dengan bantuan teknologi, Anda tidak hanya dapat menyederhanakannya tetapi juga mengoptimalkannya. Caranya adalah dengan meningkatkan efisiensi dalam setiap proses yang terlibat dalam manajemen rantai pasokan. Anda harus dapat memastikan bahwa Anda bisa memperoleh barang atau bahan baku dari pemasok dalam waktu dan jumlah yang tepat, sehingga tidak perlu ada penundaan yang menghambat pemenuhan kebutuhan. Ini mungkin terdengar sulit, namun dengan bantuan sistem Supply Chain Management, semuanya dapat berjalan dengan lebih efisien dan efektif. Baca juga Tips Menyederhanakan Manajemen Supply Chain dalam Bisnis Manufaktur Kesimpulan Untuk dapat mengotomatiskan seluruh proses dalam manajemen rantai pasokan dalam bisnis anda, mulai dari perencanaan termasuk prediksi permintaan, pengadaan barang, pengecekan stok barang, pengiriman pesanan, hingga pengembalian barang. Beralihlah dan gunakan sistem Supply Chain Management HashMicro sekarang juga dan ketahui skema perhitungan harga software supply chain management dari Hashmicro! Menggunakan Software Supply Chain Management tentunya Anda dapat mengintegrasikan sistem scm ini dengan sistem lainnya seperti akuntansi, penjualan, dan logistik untuk mendapatkan visibilitas rantai pasokan yang lebih lengkap. Segera daftar dan dapatkan demo gratis dari HashMicro. Munculnya Supply Chain Management SCM dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu praktik manajemen logistik tradisional yang tidak lagi relevan dan adanya perubahan lingkungan bisnis. Fakta membuktikan bahwa, untuk saat ini sudah tidak relevan lagi melakukan praktek manajemen logistik secara tradisional karena tidak dapat menciptakan keunggulan yang kompetitif. Selain itu, adanya perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat menuntut sebuah strategi baru agar kebutuhan produksi segera terpenuhi dengan adanya rantai pasokan yang tepat. Untuk meningkatkan manajemen pasokan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, perlu dilakukan pengelolaan persediaan yang lebih efektif dan efisien, dengan melakukan monitoring terhadap permintaan dan pasokan barang secara berkala. Kedua, perlu adanya hubungan yang baik dengan pemasok, sehingga dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam hal harga, kualitas, dan waktu pengiriman. Ketiga, diperlukan teknologi yang tepat guna dalam manajemen pasokan, seperti perangkat lunak ERP Enterprise Resource Planning dan SCM Supply Chain Management, untuk memudahkan pengelolaan data dan informasi dalam rantai pasok. Perkembangan lingkungan industri di era global seperti sekarang ini sangat dinamis sehingga menjadi faktor yang mendorong setiap perusahaan untuk menggali dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Perusahaan harus bisa mengidentifikasi faktor kunci untuk sukses dan memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan yang ikut diunggulkan dalam iklim persaingan. Setiap perusahaan terus berasing dan berupaya agar bisa memberikan produk terbaik kepada target pasar yang cenderung sama. Baca juga Pengertian Manajemen Supply Chain Dan 6 Tantangan & Solusi Untuk Perusahaan Strategi Supply Chain Management untuk Optimasi Distribusi source Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi produk yang memiliki minat dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dengan demikian, menyajikan sebuah produk merupakan tantangan utama bagi perusahaan meskipun dari sudut pandang lain bisa juga peluang bagi sistem produksi. Dalam upaya pemenuhan produk tersebut, perusahaan harus segera memulai dari tindakan mengidentifikasi selera konsumen, mengupayakan seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi, dan mendistribusikan produk sesuai dengan selera konsumen atau target pasar yang dibidik. Karakter konsumen secara umum adalah mengharapkan agar bisa memperoleh produk yang memiliki manfaat unggul pada tingkat harga yang terjangkau. Setiap perusahaan berusaha secara optimal dalam memanfaatkan seluruh aset dan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan value terhadap harapan konsumen. Implementasi upaya tersebut tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda untuk setiap perusahaan. Agar perusahaan mampu menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga bersaing, maka perusahaan terkait dituntut untuk bisa mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi biaya tersebut melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok. Optimasi distribusi tersebut dapat dicapai melalui penerapan konsep dan strategi Supply Chain Management SCM. Berikut ini, 7 Strategi Supply Chain Management SCM yang perlu dilakukan perusahaan agar bisa menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Baca juga Apa Itu Distribusi, Tujuan, Beserta Fungsinya Dalam Penjualan Mengetahui Tantangan Internal Supply Chain Management Perusahaan Setiap perusahaan yang ingin menang dalam persaingan dan terus bertahan dalam goncangan bisnis harus harus memiliki strategi yang tepat dalam segala aktivitas usahanya. Strategi akan mengarahkan jalannya perusahaan ke tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Strategi diperlukan oleh untuk menggambarkan atas sebuah keputusan atau aksi tunggal dan berbagai keputusan atas aksi yang dilakukan. Dalam konteks Supply Chain Management SCM, banyak keputusan yang bisa diambil oleh perusahaan yang secara tidak langsung menjadi hambatan tersendiri. Misalnya keputusan untuk mendirikan pabrik baru, menambah kapasitas produksi, merencanakan produk baru, mengalihkan tanggung jawab pengelolaan persediaan, mengganti sistem manajemen pergudangan, mengurangi jumlah pemasok, menentukan sistem pengendalian kualitas produk yang baru, dan lain sebagainya. Strategi Supply Chain Management harus dibentuk atas keputusan dan tindakan yang menentukan aturan, tujuan, dan aktivitas dari suatu perusahaan. Rekonsiliasi antara kebutuhan pasar dengan sumber daya perusahaan merupakan tantangan internal Supply Chain Management SCM karena akan menghubungkan dengan semua pihak yang luas dengan kurimatan yang tinggi. Beberapa strategi operasional dalam mengatasi supply chain disruption dan contohnya Supply chain disruption dapat terjadi karena banyak faktor seperti bencana alam, kekurangan pasokan, masalah transportasi, dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat mengadopsi beberapa strategi operasional, di antaranya adalah diversifikasi pasokan, inventarisasi kembali, dan penggunaan teknologi digital. Salah satu strategi operasional dalam mengatasi supply chain disruption yang dapat diimplementasikan adalah diversifikasi pasokan. Diversifikasi pasokan bertujuan untuk meminimalkan risiko ketergantungan pada satu atau beberapa pemasok utama, sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelancaran operasional meskipun terjadi gangguan pada satu pemasok. Contohnya, perusahaan yang memproduksi komponen elektronik dapat mengurangi risiko pasokan dengan memperluas jaringan pemasoknya ke beberapa negara atau wilayah. Dengan cara ini, jika terjadi gangguan pasokan di satu negara atau wilayah, perusahaan masih dapat memperoleh pasokan dari pemasok di negara atau wilayah lainnya. Namun, perlu diingat bahwa diversifikasi pasokan juga memerlukan biaya tambahan, seperti biaya pengadaan, transportasi, dan penyimpanan barang. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan matang sebelum menerapkan strategi ini dan memastikan bahwa manfaatnya lebih besar daripada biayanya. Menentukan tindakan yang tepat Sebagai tantangan pertama, perusahaan harus menentukan tindakan yang tepat dalam menciptakan rekonsiliasi antara yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut. Kelangsungan hidup perusahaan ada pada persediaan bahan baku untuk menciptakan sebuah produk dan cara perusahaan tersebut dapat memenuhi permintaan konsumen. Segala upaya harus dilakukan agar produk dapat sampai ke tangan konsumen. Dalam faktor ini, banyak tantangan internal yang dihadapi perusahaan dalam Supply Chain Management. Misalnya, keadaan modal perusahaan yang tidak terlalu tinggi sehingga harus menekan biaya. Selain itu, masalah juga bisa muncul karena faktor pemasok yang menawarkan harga terlalu tinggi di luar kemampuan modal perusahaan. Baca juga Purchase Order Dan Cara Mengatasi Kendalanya Di Era Digital Jika hal-hal tersebut terjadi, maka perusahaan dapat memilih untuk mengurangi persediaan sekaligus mengurangi waktu tunggu. Tetapi, keputusan tersebut juga harus didukung dengan sarana dan prasarana yang baik dan penjadwalan yang tertata rapi agar persediaan bisa tepat pada waktunya. Persediaan menumpuk Selanjutnya, tantangan juga bisa berasal dari semakin banyak persediaan yang menumpuk di gudang sehingga bisa menimbulkan biaya perawatan yang lebih tinggi. Jika sebuah perusahaan harus bersaing secara global, maka ada beberapa permasalahan dan tantangan yang umum dihadapi, yaitu adanya kuota dan tarif yang menghalangi kelancaran proses produksi. Setiap tantangan bisa menjadi kerumitan sendiri dan memerlukan penangan yang tepat. Bernegosiasi dengan Banyak Pemasok source Strategi Supply Chain Management SCM selanjutnya adalah bernegosiasi dengan banyak pemasok. Perusahaan bisa mencari banyak pemasok dan memilih satu atau beberapa di antara yang memiliki penawaran paling menarik bagi perusahaan. Umumnya, perusahaan akan menjatuhkan pilihan bagi pemasok yang memberikan penawaran rendah. Perusahaan juga bisa memutuskan untuk bernegosiasi dengan beberapa pemasok. Tindakan ini untuk pencegahan jika suatu hari terjadi masalah terhadap salah satu pemasok dan untuk menjaga agar rantai pasokan tidak terputus. Tindakan ini juga berguna agar perusahaan dapat terus melanjutkan kegiatan produksi. Mengembangkan Hubungan Kemitraan Perusahaan perlu mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan satu atau beberapa pemasok sesuai dengan kebutuhan. Para pemasok yang telah lama menjalin hubungan dengan perusahaan tentu sudah memahami tujuan dari perusahaan. Pemasok tersebut biasanya akan lebih berkomitmen untuk berpartisipasi dalam sistem just in time. Perusahaan akan diuntungkan karena tidak perlu lagi mempunyai gudang untuk persediaan. Pemasok akan mengirim persediaan tepat pada saat perusahaan membutuhkan bahan baku produksi. Baca juga Aktivitas Logistik Yang Mungkin Belum Anda Ketahui Namun, mengembangkan hubungan kemitraan memang tidak karena pada umumnya perusahaan hanya mau menerapkan sistem ini pada para pemasok yang telah dipercayai. Jika dibandingkan perusahaan yang menggunakan pemasok yang sedikit dengan hubungan kemitraan, maka akn dapat menekan biaya menjadi lebih rendah daripada perusahaan yang mempunyai banyak pemasok. Setiap akumulasi biaya kirim dari pemasok berbeda-beda dam akan menjadi beban anggaran yang lebih besar bagi perusahaan. Pada dasarnya, setiap perusahaan boleh saja memilih beberapa pemasok. Namun, terlalu banyak memilih pemasok juga akan akan menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga solusi yang tepat adalah mengembangkan kemitraan dengan pemasok yang telah memberikan track record terbaik. Indikator kesuksesan setiap perusahaan akan sangat ditentukan dengan hubungan yang sehat dengan dengan supplier atau pemasok. Hubungan kemitraan dengan pemasok harus dipertahankan dan diperkuat secara rutin, meskipun manfaat finansial tidak didapat secara langsung oleh perusahaan. Untuk membangun kemitraan bisa dimulai dengan membangun komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Hubungan yang baik tentu akan berdampak pada kemudahan transaksi, peningkatan performa masing-masing pihak, dan meminimalisir terjadinya konflik di kemudian hari. Melakukan Integrasi Vertikal source Strategi Supply Chain Management SCM bisa dilakukan dengan cara integrasi vertikal untuk mengembangkan kemampuan perusahaan dalam memproduksi barang yang telah diperoleh dari pemasok. Ada dua macam integrasi vertikal yang bisa dilakukan, yaitu integrasi mundur dan integrasi maju. Integrasi mundur bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku dari pemasok sehingga bisa membuat barang sesuai keinginan konsumen. Adapun integrasi maju menuntut produsen atau perusahaan membeli komponen yang berupa produk jadi. Baca juga Panduan Manajemen Gudang Agar Berfungsi Secara Optimal Integrasi mundur bisa menjadi berbahaya bagi perusahaan karena jika salah menginvestasikan uang yang dimiliki, maka maka akan kesusahan dalam menghadapi gelombang bisnis selanjutnya. Begitu pula dengan integrasi maju, jika perusahaan lengah dalam membaca tren pasar, maka kerugian yang akan dialami tentu akan sangat besar. Namun, kedua jenis integrasi vertikal tersebut bisa memfasilitasi komunikasi dan hubungan bisnis yang sehat karena beberapa perusahaan bisa melakukan bisnis secara kolaboratif untuk melayani konsumen akhir. Integrasi vertikal akan mendorong kolaborasi perusahaan yang terlibat untuk menentukan tujuan bersama dan kesesuaian tujuan ditetapkan dengan baik. Selain itu, ada biaya transaksi yang lebih rendah dan komitmen untuk menciptakan kualitas barang yang tinggi. Dua opsi integrasi vertikal ini mungkin tidak dapat dijalankan oleh banyak perusahaan. Beberapa pemasok lebih suka melakukan bisnis secara mandiri karena memiliki kapasitas yang signifikan dan kemampuan untuk menikmati skala ekonomi yang lebih besar. Membangun Virtual Company source Dengan memiliki virtual company, maka perusahaan bisa membangun hubungan yang luas dengan berbagai pemasok untuk menyediakan bahan baku yang diinginkan. Namun, virtual company harus dilengkapi dengan manajemen perusahaan yang bagus supaya bisa memberikan biaya yang rendah, beroperasi secara efisien, menciptakan kualitas, cepat, fleksibel, dan inovatif. Perusahaan Maya virtual company bisa mengandalkan berbagai hubungan dengan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Virtual Company akan memudahkan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan beberapa layanan jasa seperti pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, desain produk, saluran distribusi, dan rantai pasokan. Hubungan juga bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang dengan berbagai bentuk kemitraan seperti mitra sejati, kolaborasi, pemasok, subkontraktor, dan lain sebagainya. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja yang lebih optimal dalam Supply Chain Management SCM. Baca juga Dasar-Dasar Leadership Dalam Manajemen Perusahaan Membangun Jaringan Keiretsu Istilah Jaringan Keiretsu pada awalnya digunakan untuk satu grup atau kumpulan perusahaan yang menopang ekonomi Jepang di abad ke-20. Dengan konsep jaringan keiretsu, perusahaan di Jepang mengambil bahan mentah dari grup perusahaannya sendiri sehingga mendukung supply chain untuk terus meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa setiap perusahaan yang terkait di dalam jaringan keiretsu sudah melaksanakan kolaborasi yang tepat, yaitu pada tingkat aliansi strategis. Namun, strategi ini sangat sulit diterapkan dalam konsep just in time JIT, khususnya jika tidak ada kesamaan kepentingan dan kolaborasi untuk tingkat produksi. Jaringan Keiretsu juga masih terhambat dengan adanya kesulitan dalam mencari kesamaan sistem dengan semua supplier. Mengoptimalkan Jaringan IT Terlibat Untuk membangun suatu sistem Supply Chain Management SCM, perusahaan harus memperhatikan 5 hal dasar, yaitu perencanaan, pemasok, produksi, distribusi, dan pengembalian. Perencanaan merupakan proses awal yang strategis dan harus dipikirkan mulai dari awal ketika akan memulai Supply Chain management SCM. Perencanaan juga menjadi suatu tolok ukur untuk menentukan tingkat efisiensi, harga, kualitas, dan penilaian dari pelanggan. Agar aktivitas produksi bisa lancar, maka dibutuhkan bahan baku dari pemasok yang siap menyalurkan bahan baku untuk produksi. Pemasok harus bisa menjaga kualitas bahan baku dan berkomitmen terhadap pasokan bahan baku dan harga. Pemasok juga harus kolaboratif dalam pemindahan bahan baku ke pabrik atau sarana produksi. Dengan ketersediaan bahan baku dari pemasok, maka perusahaan bisa segera melakukan aktivitas produksi atau pabrikasi yang bertujuan untuk pembuatan, pemeriksaan, pemaketan, dan persiapan pengiriman. Dalam aktivitas ini perusahaan harus bisa menentukan tolok ukur yang jelas tentang tingkat kualitas, tingkat produksi, dan efisiensi waktu. Dalam proses selanjutnya, maka perusahaan bisa mendistribusikan produk, baik secara langsung maupun melalui mata rantai distribusi yang telah dibentuk. Sedangkan untuk menjaga kepercayaan konsumen, kemungkinan layanan untuk pengembalian produk karena cacat atau rusak bisa saja terjadi. Baca juga Nine Indonesian Entrepreneurs Graduate From Unctad, And Alibaba Business School Integrasi ERP dan Aplikasi Distributor Agar semua hal dasar tersebut berjalan dengan lancar, maka perusahaan harus melibatkan banyak Jaringan IT di dalam SCM, yaitu ERP, IOIS, EDI, dan sebagainya. Enterprise Resource Planning ERP merupakan suatu metode untuk mengatur seluruh proses bisnis yang ada dalam suatu perusahaan dengan suatu arsitektur perangkat lunak. Sistem ERP sangat mendukung kegiatan Supply Chain Management SCM karena bisa mengotomatiskan sistem backend office system, front end office system, atau dalam hal peningkatan efisiensi, kualitas, produktivitas, dan keuntungan. Untuk meningkatkan kinerja sistem Supply Chain Strategy SCM, perusahaan membutuhkan perangkat lunak seperti Enterprise Resource Planning ERP. Penggunaan ERP bisa mengurangi biaya dan efisiensi waktu. Sistem ERP dilengkapi dengan fitur otomatis dan fungsionalitas Supply Chain Management SCM. Sistem tersebut dapat diprogram secara otomatis untuk melakukan pemesanan persediaan atau bahan baku kepada pemasok ketika tingkat persediaan sedang menurun atau berada pada tingkat tertentu. Otomatisasi ERP sangat perlu dilakukan, karena perusahaan akan mampu untuk mempertahankan tingkat persediaan secara preventif. Perusahaan juga bisa melakukan standarisasi dari ERP untuk berbagai kemudahan pekerjaan karyawan, meningkatkan akurasi, mendorong kinerja tim, menghemat waktu, menghemat biaya, dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi. Sistem ERP dalam Sistem Supply Chain Management SCM Adanya sistem ERP juga sangat penting untuk mendapatkan wawasan data dalam sistem Supply Chain Management SCM. Perusahaan membutuhkan informasi yang akurat dan tepat waktu agar bisa segera pengambilan keputusan untuk strategi Supply Chain Management. Sistem ERP memungkinkan perusahaan dan manajemen yang terlibat bisa secara cepat mengakses inventaris, pembelian, dan data produksi, dan informasi lain untuk kepentingan pengambilan keputusan yang sangat penting. Baca juga 9 Pengusaha Muda Indonesia Dapat Pelatihan Dari Alibaba Sistem ERP juga dilengkapi dengan fitur inventaris yang memberikan visibilitas real time yang lebih tepat sesuai dengan tingkat persediaan bahan baku. Perusahaan akan bisa mengontrol kinerja para pemasok secara berkala karena sistem ERP disertai dengan matrik yang kuat untuk waktu siklus pemasok menyalurkan bahan baku. Dengan demikian, proses rantai pasokan dapat diminimalisir. SimpliDOTS melengkapi sistem ERP dengan Super Apps untuk distributor. Perusahaan dapat mengandalkan Sales Automation Platform yang lebih menunjang divisi penjualan dan pemasaran bersama SimpliDOTS. Selain itu, aplikasi SimpliDOTS dapat diintegrasikan dengan ERP atau aplikasi lainnya seperti administrasi, akuntansi, dan sebagainya. Dengan keunggulan sistem ERP terintegrasi SimpliDOTS, maka dapat mengurangi biaya administrasi dalam proses supply chain atau rantai pasokan. Dapatkan aplikasi SimpliDOTS sekarang secara gratis selama 14 hari, klik disini. Berkembangnya jaman memang membuat banyak aspek dalam hidup jadi lebih mudah dilakukan. Tapi, ternyata itu juga membuat tantangan-tantangan baru yang harus kita hadapi. Begitu juga dengan tantangan supply chain management. Tentu ngga sama antara yang dulu dan yang sekarang. Kenapa? Karena supply chain terus berkembang mengikuti trend permintaan customers sekaligus menghadapi tantangan baru yang muncul dari waktu ke waktu. Sebagai seorang profesional di bidang supply chain, anda perlu membuat rencana strategis jangka panjang untuk tetap memastikan semua operasional anda berjalan dengan lancar. Apa sebenarnya tantangan supply chain management yang harus anda hadapi? Ekspektasi konsumen yang lebih menuntut, lebih banyak market channels, kompleksitas internasional, dan masih banyak lagi. Itu semua adalah tantangan supply chain management yang cukup besar untuk dihadapi setiap perusahaan. Mengingat hal itu, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang beberapa tantangan supply chain management yang harus anda hadapi sekarang ini. Tapi, sebelum kita lanjut, saya mau mengajak anda untuk bergabung di scmguide telegram channel untuk memastikan anda ngga ketinggalan artikel-artikel supply chain management bermanfaat lainnya. 9 tantangan supply chain management yang harus anda hadapiKenaikan biaya di seluruh supply chainKenaikan biaya apa saja yang bisa terjadi dalam supply chain?Single source menambah resiko supply chainKompleksitas supply chain karena multiple market channelsKonsumen semakin menuntut kecepatan, kualitas, dan pelayanan yang terus meningkatMempertahankan strategi inventory tradisionalKurangnya data dan informasi yang bisa ditindaklanjutiTekanan resiko supply chainKetidakpastian supply chainTuntutan lainnya untuk supply chainKesimpulan 9 tantangan supply chain management yang harus anda hadapi Kenaikan biaya di seluruh supply chain Anda pasti tahu apa dampaknya kalau biaya supply chain anda naik kan? Betul sekali. Profit anda akan semakin berkurang. Menaikkan harga jual ke customer ngga pernah segampang itu. Jadi mau ngga mau andalah yang harus menanggung kenaikan biaya ini. Biaya-biaya supply chain berasal dari banyak fungsi, seperti biaya procurement, produksi, distribusi, dan banyak lagi. Yang jadi masalah adalah kalau anda ngga memberi perhatian terhadap kenaikan-kenaikan biaya tersebut. Anda jadi ngga mengambil langkah untuk meresponnya. Pada akhirnya, biaya operasional anda menjadi begitu tinggi. Kemampuan anda untuk bisa mengurangi dampak kenaikan biaya-biaya supply chain sangat penting di sini. Dan itu adalah salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain management. Kenaikan biaya apa saja yang bisa terjadi dalam supply chain? Ada beberapa biaya yang bisa terus meningkat dari waktu ke waktu seperti biaya-biaya berikut ini. Harga bahan bakar untuk pengangkutan barang, baik melalui jalan darat, laut, atau udara. Memang biaya ini bisa berkurang dalam kondisi-kondisi tertentu. Tapi seringnya komoditas. Yang tentunya akan meningkatkan biaya bahan baku tenaga kerja yang lebih tinggi. Ini bisa terjadi baik di sisi supplier, manufaktur, atau internasional yang semakin kompleks. Akibatnya, biaya penyimpanan, pemindahan, dan pengelolaan produk pun menjadi lebih tinggi. Single source menambah resiko supply chain Banyak perusahaan menggunakan single source sebagai kebijakannya. Tentu saja banyak yang jadi pertimbangan kenapa mengambil kebijakan itu. Salah satunya adalah karena kebijakan tersebut dinilai lebih rendah dalam hal biaya yang harus dikeluarkan. Tapi sayangnya, single source juga akan membuat perusahaan anda lebih rentan jika supplier anda mengalami gangguan produksi atau transportasi, misalnya. Dengan semakin kompleksnya tantangan supply chain management sekarang ini, terlebih di masa pandemi seperti saat ini, single source menjadi semakin beresiko. Malah, bisa dibilang kalau itu adalah jaminan untuk hilangnya penjualan saat terjadi gangguan di supplier. Kalau anda tetap memilih untuk menerapkan kebijakan ini, pastikan anda sudah mempersiapkan strategi risk mitigation untuk mengantisipasi, atau meminimalkan, resiko dan tantangan supply chain management anda. Kompleksitas supply chain karena multiple market channels Kita ngga menyangkal kalau dibilang customer saat ini bisa membeli sebuah produk dari berbagai market channels. Dan tentu saja, supply chain anda harus beradaptasi dengan hal itu. Salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain adalah untuk mengembangkan berbagai variasi dalam proses supply chain anda. Untuk apa? Tentu saja untuk bisa menangani setiap market channels berikut. Situs web eCommerce, yang menyediakan penjualan langsung ke konsumen, membutuhkan pengiriman yang cepat dan logistik di tingkat dan grosir tradisional, yang membutuhkan area penyimpanan yang besar dan dekat dengan kota besar. Jangan lupa juga untuk menggabungkan hal ini dengan inventory control yang akurat untuk memastikan produk selalu markets, yang membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan customer sekaligus tunduk terhadap syarat dan ketentuan dropshipping, yang membutuhkan layanan internasional yang cepat sehingga konsumen bisa menerima barang pesanan mereka dengan cepat pula. Seorang supply chain manager seringkali harus mengelola banyak supply chain, pihak ketiga, dan berbagai organisasi lainnya. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk membuat customer mereka puas. Terlepas dari bagaimana cara mereka memesan dan menerima produk tersebut. Anda juga pasti suka Bagaimana Membangun Supply Chain yang Efektif dan Efisien5 Faktor Yang Bisa Mengakibatkan Kegagalan Supply Chain Anda Konsumen semakin menuntut kecepatan, kualitas, dan pelayanan yang terus meningkat Tantangan supply chain management selanjutnya berkaitan dengan perilaku konsumen saat ini. Ada begitu banyak pilihan bagi konsumen sekarang ini. Hal itu tentu saja memaksa industri untuk membuka mata mereka terhadap kondisi ini kalau mereka ngga ingin kehilangan pelanggan. Saat ini, industri harus semakin fokus untuk menyediakan produk dan layanan yang memuaskan customer. Bukan cuma sekedar harga yang sekarang ini menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli barang. Tapi juga kualitas dan kecepatan. Bagi konsumen di masa sekarang ini, harga, kualitas, dan kecepatan adalah tiga hal yang sama pentingnya. Ayo kita lihat beberapa fakta di lapangan. Konsumen saat ini ingin segera mendapatkan barang pesanannya. Terlebih lagi jika sudah menyangkut pembelian barang secara online. Mereka menginginkan pesanan mereka tiba dalam beberapa hari bahkan jika memungkinkan, tiba di hari yang semakin menuntut tingkat kualitas tertentu dari produk yang mereka mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi harus selalu mematuhi persyaratan keselamatan dan peraturan-peraturan lainnya. Dan ini berlaku untuk setiap dan layanan yang ramah lingkungan pun menjadi tuntutan tersendiri bagi sebagian orang yang peduli dengan kelestarian lingkungan. Dan tahukah anda produk mana yang akan paling sukses di pasaran? Itu adalah produk yang memenuhi semua persyaratan mengenai kualitas, ketersediaan, dan harga yang diharapkan konsumen. Di sinilah peran supply chain management dibutuhkan dan menjadi semakin penting untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Mempertahankan strategi inventory tradisional Apa itu strategi inventory tradisional? Strategi inventory control tradisional adalah strategi yang berfokus pada kinerja masa lalu untuk menentukan strategi inventory saat ini. Kekurangan dari pendekatan ini adalah ngga mempertimbangkan kejadian ngga terduga yang mungkin terjadi. Selain itu, perusahaan anda juga menjadi ngga gesit dan seperti ngga mengakomodasi kondisi yang sebenarnya sedang anda hadapi sekarang ini. Anda perlu sebuah pendekatan dari luar ke dalam dengan menggunakan streaming data untuk membuka wawasan, melihat pergeseran pasar, dan menentukan demand. Dengan begitu, anda akan lebih bisa menangani ketidakpastian dengan lebih baik dibandingkan strategi inventory tradisional tadi. Anda juga bisa melakukan analisa what-if untuk menentukan strategi inventory yang tepat dalam rangka menghadapi tantangan supply chain management yang ada di depan mata. Kurangnya data dan informasi yang bisa ditindaklanjuti Masalah paling umum dihadapi para business leader, khususnya di bidang supply chain management, adalah kita seringkali ngga punya informasi yang cukup untuk membuat suatu keputusan. Plus, kompleksitas supply chain membuatnya semakin sulit untuk mengevaluasi beberapa alternatif, trade-offs, dan skenario untuk mendapatkan keputusan terbaik. ERP tradisional mungkin bagus dalam menangani data dalam jumlah besar. Tapi, caranya menangkap, memproses, dan menyimpan informasi membuatnya sulit digunakan untuk memprediksi trend ke depan. Pun begitu dengan kebanyakan analisa bisnis yang baik untuk melaporkan apa yang sudah terjadi, tapi hanya sedikit sekali menggambarkan tantangan supply chain management yang akan dihadapi di masa depan. Apa yang anda perlukan untuk menghadapi tantangan supply chain management adalah kemampuan mempertanyakan lagi data yang anda punya untuk menentukan solusi paling optimal. Jadi, anda ngga hanya terpaku pada data apa yang tersaji di hadapan anda. Anda harus bisa membuat pemodelan supply chain yang bisa merefleksikan secara akurat bagaimana supply chain anda bekerja, memperhitungkan semua input, output, dan hambatan, dan mampu memperhitungkan trade-offs. Dengan begitu, anda akan bisa mendapatkan data yang bisa anda gunakan untuk mempertimbangkan berbagai macam skenario yang mungkin terjadi untuk selanjutnya menentukan solusi terbaik menghadapi tantangan supply chain management yang anda hadapi. Tekanan resiko supply chain Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kompleksitas internasional, lingkungan yang berubah, tekanan ekonomi, dan perselisihan perdagangan, memberi tekanan tersendiri pada keseluruhan supply chain. Dan anda perlu berhati-hati, karena tekanan-tekanan tersebut bisa dengan mudah berubah menjadi resiko, bahkan masalah, untuk anda. Apa saja itu? Supplier, produsen, logistik, dan customer yang tersebar di berbagai negara, zona waktu, dan benua, tentunya memerlukan koordinasi dan pengelolaan yang beberapa proses dalam supply chain yang menambah kompleksitas untuk mitra hulu dan hilir yang tertutup dan kurangnya visibilitas yang meningkatkan kesulitan pelaporan, business intelligence, dan pengambilan keputusan yang compliance dan quality management, yang membutuhkan kesepakatan, kontrak, dan kontrol yang kuat dalam organisasi supply chain. Sekali lagi, tugas anda sebagai supply chain professional adalah untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk memitigasi resiko-resiko tersebut. Anda harus memprioritaskan untuk meminimalisir resiko dan menangani masalah yang terlanjur terjadi. Ketidakpastian supply chain Ketidakpastian dalam supply chain pada kondisi tertentu bisa jadi masalah untuk anda. Anda harus mampu menangani masalah tersebut dengan cepat kalau anda ngga ingin ada keterlambatan, backlog, bottlenecks, atau masalah lainnya. Situasi politik dan proteksionisme di banyak negara mempengaruhi tarif pada semua jalur perdagangan. Apa dampaknya? Tentu saja timbulnya biaya tambahan, keterlambatan, dan waktu proses bea cukai yang lebih lama. Ini berarti pengiriman internasional anda menjadi lebih lambat. Selain itu, hal tersebut juga bisa dimanfaatkan pesaing anda dari negara-negara tertentu yang bisa mendapatkan tarif lebih rendah. Lebih jauh lagi, peningkatan volume barang internasional juga mengakibatkan port congestion. Akibatnya, supply chain anda akan mendapatkan lebih banyak tekanan karena kapal, truk, atau kereta api harus menunggu lebih lama untuk pemuatan, pembongkaran, dan pemindahan barang. Belum lagi fakta kalau otoritas dan operator pelabuhan juga mengenakan biaya untuk barang-barang yang disimpan di pelabuhan. Terlepas dari apa masalahnya, profesional di bidang supply chain perlu memahami apa sebenarnya masalah utama yang mempengaruhi supply chain di seluruh dunia. Mereka harus mampu membuat analisa dan mengembangkan strategi manajemen yang kuat untuk bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Apa yang dibutuhkan? Prediksi masalah sebelum masalah tersebut muncul. Buat kontrak, relationship management, kolaborasi, dan prioritas yang kuat untuk meminimalisir dampak masalahnya. Anda juga pasti suka 9 Hal Ini Bisa Membuat Anda Selalu Punya Excess Stock10 Cara Ini Bisa Mengurangi Biaya Supply Chain Anda Secara Signifikan Tuntutan lainnya untuk supply chain Apa lagi yang perlu menjadi pertimbangan anda sebagai seorang profesional di bidang supply chain? Ayo kita lihat. Kecepatan supply ke pasar dengan tepat waktu. Anda harus bisa menentukan lokasi dan ketepatan waktu dari bahan baku, suku cadang, dan produk berdasarkan sales and marketing cycles. Anda harus mampu memprediksi dan mengidentifikasi permintaan konsumen sejak awal. Selain itu, anda juga harus bisa merencanakan bagaimana supply dan management berdasarkan ketersediaan dan cost balancing. Retailer ingin memutar inventory mereka lebih cepat. Mereka ngga ingin mengeluarkan banyak uang karena produk yang bergerak lambat. Hal ini membutuhkan supply chain management hulu yang lebih baru yang memerlukan pembuatan prototipe dan pengembangan yang cepat. Pengenalan produk baru ke pasar membutuhkan supply chain yang andal, cepat, dan berkualitas. Kesimpulan Tantangan supply chain management modern terus meningkat dan bertambah. Untuk itu, dibutuhkan supply chain yang terus berkembang supaya mampu menjawab setiap tantangan yang ada. Kemampuan profesional di bidang supply chain untuk memprediksi, mengantisipasi dan, memecahkan masalah sangatlah dibutuhkan. Ia harus mampu menjadi yang terdepan dalam menghadapi tuntutan dan tantangan supply chain management yang memberi lebih dari sekedar visibilitas dan pengelolaan yang baik. Selain itu, ia pun harus bisa meminimalkan resiko, mengurangi kompleksitas, dan mengurangi biaya supply chain secara keseluruhan. “Kalau anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan anda lainnya dan gabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.”

kelebihan dan kekurangan supply chain management